23 Oktober 2008

PENGOBATAN LUKA TUSUK PAKU

PERSIAPAN ALAT STERIL :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Hand scoen
9. Spuit
10. NaCl
11. Mess

BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine)
5 Tempat sampah
6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi

PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
6. Memberikan diclor ethil atau lidokain
7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi
8. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine
9. Tutup luka dengan kasa steril
9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
10. Klien dirapikan
11. Alat dibereskan dan dibersihkan
12. Perawat cuci tangan

Penanganan Demam Tifoid

Pengertian : Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhi.

Kriteria Diagnosis
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala
- Kesadaran menurun
- Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb
- Bradikardia relatif

Prosedur
Diagnosis Diferensial
- Infeksi karena virus + (Dengue influenza)
- Malaria
- Broncho pnemonia

Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan lab
- Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht
- Urine lengkap
- Widal

Terapi
1. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hr atau kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan sampai 7 hari bebas napas atau Quinolon
2. pemberian cairan infuse RL / D 5%

Penyulit :
- Toksis
- Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
- Perdarahan dari usus
Lama perawatan :
Umumnya sampai 7 hari bebas panas

TRIASE

Pengertian : Memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita

Tujuan : Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita.

Tindakan / Prosedur :
  1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD
  2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya.
  3. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode huruf :

P-3 (Prioritas ke-3) adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat.
Misalnya : Penderita Common Cold, penderita rawat jalan, abses, luka robek,

P-2 adalah penderita yang kegawat daruratan masih tidak urgent
Misalnya : Penderita Thipoid, Hipertensi,DM,

P-1 adalah penderita gawat darurat (pasien dengan kondisi mengancam)
Misalnya : Penderita stroke trombosis, luka bakar, Appendic acuta, KLL , CVA, MIA, asma bronchial dll

PENANGANAN SHOCK ANAPHYLAKTIK


Lakukan usaha penanganan umum penderita Shock.
Dalam waktu yang bersamaan dilakukan tindakan spesifik.

  1. Diberikan Adrenalin (0,4 – 1 ) cc ( 1 : 1000) 1.m dapat di ulang setiap 5 – 10 menit.
  2. Bila tensi drop berikan 0,5 cc adrenalin (1 : 1000) dalam 10 ml NaCL 1.I.V
  3. Bila terjadi Bronchospasme diberikan Aminophillin 1 ampul pelan-pelan (15 menit) kecuali tensi drop.
  4. Pemberian anti histamin misalnya : Diphenhidramin jika terjadi Urticaria.
  5. Pemberian Cortico steroid bisa dipertimbangkan misalnya : Hidrocortison, Dexsametason.

PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA

PERSIAPAN ALAT :

Streril
Bak instrumen bensi
Spurt irigasi 50 cc
Soft koteker / tobe feeding
Pinset anatomis
Pinset chirrugis
Gunting jaringan
Arteri klem
Knop sonde
Container untuk cairan irigasi
Korentang dengan tempatnya
Kassa dan depres dalam tromol
Handschone / gloves steril
Neerbeken (bengkok)
Kom kecil/ sedang
Pembalut sesuai kebutuhan
Kasa
Kasa gulung
Topical terapi
Betadine sol
Sutratol
Cairan pencuci luka dan disinfektan
Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
Alkohol 70 %

Non Streril
Schort / gown
Perlak + alas perlak / underpad
Handschone / gloves bersih
Sketsel / tirai
Gunting verband
Neerbeken / bengkok
Plester (adhesive) atau hipafix micropone
Tas plastik kotoran / tempat sampah
Alat tulis
Form inform consern
Form UGD



PENATALAKSAAN :
Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien +inform concern
Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien
Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka
Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat mengalir dari ujung atas ke ujung bawah luka
Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area kerja
Mencuci tangan dengan sabun
Mengenakan schort / gown plastik
Bila plester kotor, mengenkan gloves non steril,menyemprotkan alkohol 70 % pada plester yang menempel dikulit klien untuk melepaskannya.
Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada luka, basahi dengan ns / rl steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah
Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastik, kemudian lepaskan gloves (bagian luar berada didalam) dan buang kedalam tas plastik
Mengkaji jumlah , jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka (warna dasar luka, ukur dalamnya goa luka, jaringan nekrotik, granulasi dan epitel, kontraksi luka, kulit sekitar luka)
Menuangkan solution irigasi steril yang hangat kedalam kom steril ± 200 – 500 ml atau tergantung luas dan kedalaman luka
Mengenakan hndschone steril
Menghisap solution irigasi RL/ NS hangat kedalam spuit 30 cc (sambungkan dengan soft koteler / baby feeding tube bila dipakai mengirigasi luka berongga dalam)
Jika luka berongga dalam masukan soft kateler / baby feeding tube kedalam luka sampai menyentuh dasar luka paling dalam
Menyemprotkan solution irigasi langsung kedalam luka secara perlatton. Jika luka tidak berongga, semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit ± 2,5 cm diatas luka
Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih
Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm dari tepi luka
Menutup luka dengan pembalut / topical terapi :
Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuiakan dengan kebutuhan) dan rekatkan denga plester ( adhesive dan hipafix/ micrope untuk memfiksasi
Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan
Melepaskan gloves dengan bagian luar , kemudian buang kedalam tas plastik
Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien
Mencuci tangan
Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart tentang penggantian pembalut, penamilan luka dan gambaran cairan luka


Edited by Erfand

Sumber : Manajemen luka moist wound healing , 24 nopember 2006